STRATEGI PEMBELAJARAN MENYIMAK
Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat
empat keterampilan berbahasa yang menjadi sasaran pokok, yaitu menyimak,
berbicara, menulis, dan membaca. Keterampilan menyimak dan berbicara
dikategorikan dalam keterampilan berbahasa lisan, sedangkan keterampilan
menulis dan membaca dikategorikan dalam keterampilan berbahasa tulis.
Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan
berbahasa lisan yang amat fungsional dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Dengan keterampilan menyimak dan berbicara kita dapat memperoleh dan
menyampaikan informasi. Kegiatan menyimak dan berbicara tidak dapat dipisahkan.
Oleh sebab itu, siswa dituntut untuk mampu menyimak dan berbicara dengan baik.
Agar pembelajaran berbahasa lisan memperoleh
hasil yang baik, strategi pembelajaran yang digunakan guru harus memenuhi
kriteria berikut.
1)
Relevan dengan tujuan pembelajaran
2)
Menantang dan merangsang siswa untuk belajar
3)
Mengembangkan kreativitas siswa secara individual ataupun kelompok.
4)
Memudahkan siswa memahami materi pelajaran
5)
Mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
6) Mudah
diterapkan dan tidak menuntut disediakannya peralatan yang rumit.
7)
Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
A.
Pengertian Menyimak
“Menyimak
adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983)
Menyimak
adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung
di dalamnya”. (Sabarti –at all: 1992)
B.
Tujuan Menyimak
Kegiatan untuk mendapatkan
informasi, berarti meningkatkan pengetahuan, berarti meningkatkan daya pikir (Sabarti
–at all:1992):
1.
Dasar belajar bahasa
2.
Menunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis
3.
Pelancar komunikasi
4.
Menambah informasi/pengetahuan
C.
Jenis-Jenis Menyimak
Menyimak ada berbagai macam jenis. Namun beberapa
jenis tersebut dibedakan berdasarkan kriteria tertentu, yakni berdasarkan sumber
suara, berdasarkan bahan simak, dan berdasarkan pada titik pandang aktivitas
menyimak.
1) Berdasarkan
Sumber Suara
Berdasarkan
sumber suara yang disimak, dikenal dua jenis nama penyimak yaitu intrapersonal
listening atau menyimak intrapribadi dan interpersonal listening
atau menyimak antarpribadi.
Sumber
suara yang disimak dapat berasal dari diri kita sendiri. Ini terjadi di saat
kita menyendiri merenungkam nasib diri, menyesali perbuatan sendiri, atau
berkata-kata dengan diri sendiri. Jenis menyimak yang seperti inilah yang
disebut intrapersonal listening.
Sumber
suara yang disimak dapat pula berasal dari luar diri penyimak. Menyimak yang
seperti inilah yang paling banyak kita lakukan misalnya dalam percakapan,
diskusi, seminar, dan sebagainya. Jenis menyimak yang seperti ini disebut interpersonal
listening.
2) Berdasarkan
Cara Penyimakan
Berdasarkan
cara penyimakannya, menyimak dibagi menjadi dua ragam, yakni menyimak intensif
dan menyimak ekstensif.
1. Menyimak intensif
Menyimak
intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian
sehingga penyimak memahami secara mendalam. Dengan cara menyimak yang intensif,
penyimak melakukan penyimakan dengan penuh perhatian, ketelitian, dan
ketekunan, sehingga penyimak memahami secara luas bahan simakannya. Jenis
menyimak seperti ini dibagi atas beberapa jenis, yaitu :
·
Menyimak
kritis, bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai
gagasan, ide, informasi dari pembicara. Contoh: orang yang menghadiri seminar
akan memberikan tanggapan terhadap isi seminar.
·
Menyimak
introgatif, merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan
selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan
setelah selesai menyimak. Contoh: seseorang yang diinterogasi oleh polisi
karena telah melakukan kejahatan.
·
Menyimak
penyelidikan, yakni sejenis menyimak dengan tujuan menemukan. Contoh: seorang
yang masih diduga telah membunuh orang lain sedang diselidiki oleh polisi
dengan mengutarakan beberapa pertanyaan yang harus di jawab. Maka polisi
melakukan menyimak penyelidikan saat sang tersangka menjawab pertanyaannya.
·
Menyimak
kreatif, mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat
menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi
dan berapresiasi terhadap puisi itu.
·
Menyimak
konsentratif, merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang
disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari
pembicara dapat diterima dengan baik. Contoh: saat mahasiswa melaksanakan tes TOEFL
sesi listening, ia melakukan simak konsentratif agar dapat memahami
maksud sang pembicara dengan tepat.
·
Menyimak
selektif, yakni kegiatan menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari
penutur / pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan
hal yang relevan. Contoh: menyimak acara televisi dan memilah-milah mana yang
boleh ditonton oleh anak kecil dan mana yang dilarang.
2. Menyimak ekstensif
Adalah
proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak
radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya.
Menyimak siperti ini sering pula diartikan sebagai kegiatan menyimak yang
berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam
prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru.
Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan
simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau
butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
·
Menyimak
sekunder, yakni sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak
dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.Contoh : Ahmad sedang mencuci motor tanpa
sadar ia mendengar Ibunya bercerita di teras dengan tetangganya.
·
Menyimak
estetik, yakni penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya,
lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara
imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
·
Menyimak
pasif, merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya
menandai upaya penyimak.Contoh : Tukang Becak yang biasa mengantar turis secara
tidak langsung pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.
·
Menyimak
sosial, berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol,
bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak
satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian
yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang
dikemukakan atau dikatakan orang.
3) Berdasarkan titik
pandang aktivitas menyimak
1. Kegiatan menyimak bertarap rendah
Kegiatan
menyimak bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan
dorongan, perhatian, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas itu bersifat
nonverbal seperti mengangguk-angguk, senyum, sikap tertib dan penuh perhatian
atau melalui ucapan-ucapan pendek seperti benar, saya setuju, ya, ya dan
sebagainya. Menyimak dalam taraf rendah ini dikenal dengan nama silent
listening.Contoh: siswa yang sedang mendengarkan penjelasan dari guru, yang
hanya menunjukkan respon mengangguk, tersenyum, dan sebagainya.
2. Kegiatan menyimak bertaraf tinggi
Aktivitas
menyimak yang bertaraf tinggi, penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi
bahan simakan. Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan bahwa penyimak
sudah memahami isi bahan simakan. Jenis menyimak seperti ini disebut dengan
nama active listening.Contoh: setelah siswa menerima pembelajaran,
secara bergantian siswa mengutarakan apa yang didapatnya pada hari itu.
4) Berdasarkan
taraf hasil simakan
Berdasarkan
taraf hasil simakan, terdapat beberapa ragam, antara lain:
1. Menyimak terpusat
Menyimak
terpusat adalah menyimak suatu aba-aba atau perintah untuk mengetahui kapan
harus mulai melaksanakan sesuatu yang diperintahkan.Contoh: ketika belajar
membuat kue, saya selalu mendengarkan intruksi dari ibu kapan saya harus memasukkan
telur, kapan harus mengeluarkan adonan dari oven, dan sebagainya.
2. Menyimak untuk membandingkan
Penyimak
menyimak pesan tersebut kemudian membandingkan isi pesan tersebut dengan
pengalaman dan pengetahuan penyimak yang relevan.Contoh: kemarin sore, saya
mendengarkan siaran berita yang memberitakan seorang siswa MAN yang kepergok
membawa minuman kers ke sekolah. Setelah mendengar itu, saya kemudian
membandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan saya bahwa siswa MAN adalah
siswa yang dikenal religi. Tapi hal ini berlawanan dengan berita yang saya
dengarkan. Maka saya membandingkannya.
3. Menyimak organisasi materi
Yang
dipentingkan oleh penyimak disini ialah mengetahui organisasi pikiran yang
disampaikan pembaca, baik ide pokoknya maupun ide penunjangnya.Contoh: saya
mengikuti seminar proposal skripsi teman saya, berarti saya telah melakukan
kegiatan menyimak organisasi materi karena saya tahu ide-ide yang
disampaikannya.
4. Menyimak kritis
Menyimak
kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa
untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan
benar dan ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat
diterima oleh akal sehat.Contoh: ketika mengikuti seminar proposal skripsi,
karena ada hal yang kurang bisa diterima dan dimengerti, maka saya meminta pada
narasumber untuk menjelaskan maksudnya.
5. Menyimak kreatif dan apresiatif
Menyimak
kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang
dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap
bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan
atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya.Contoh: suatu saat saya
mendengarkan acara TV “hidup ini indah”. Setelah menyimak acara tersebut, saya
jadi terinspirasi untuk menjadi seorang wirausaha sukses.
5)
Berdasarkan tujuan menyimak
Ada enam
macam ragam menyimak berdasarkan tujuan menyimak, yakni:
1.
Menyimak
sederhana, terjadi dalam percakapan dengan teman atau percakapan melalui
telepon.
2.
Menyimak
deskriminatif: Menyimak untuk membedakan suara atau perubahan suara.Contoh:
orang yang marah mengeluarkan nada suara yang berbeda dengan orang yang sedang
bergembira.
3.
Menyimak
santai: Menyimak untuk tujuan kesenangan.Contoh: menyimak film, drama, komedi,
dan sebagainya.
4. Menyimak informatif: Menyimak untuk mencari
informasi.Contoh: menyimak siaran berita, menyimak pengumuman, dan sebagainya.
5. Menyimak literatur: Menyimak untuk mengorganisasikan
gagasan.Contoh: membahas hasil penemuan.
6. Menyimak kritis: Menyimak untuk menganalisis tujuan
pembicara.Contoh: dalam debat terbuka, ada dua pihak yang saling meminta
kebenaran atas topik yang dibahas.
6)
Berdasarkan tujuan khusus
1. Menyimak untuk belajar
Melalui
kegiatan menyimak seseorang mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan.
Contohnya: siswa yang menyimak penjelasan guru.
2. Menyimak untuk menghibur
Penyimak
menyimak untuk menghibur dirinya. Contohnya: menyimak film, drama komedi, dan
sebagainya.
3. Menyimak untuk menilai
Penyimak
mendengarkan dan memahami isi simakan kemudian mengkaji, menguji, dan
membandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak. Contoh: menyimak fakta
yang disiarkan di berita TV.
4. Menyimak apresiatif
Penyimak
memahami, menghayati, mengapresiasi materi simakan. Contoh: menyimak pembacaan
puisi, cerpen, drama, dsb.
5. Menyimak untuk mengomunikasikan ide dan perasaan
Penyimak
memahami, merasakan gagasan, ide, dan perasaan pembicara. Contoh: orang yang
sedang mendengarkan curahan hati sahabatnya.
6. Menyimak deskriminatif
Menyimak
untuk membedakan suara atau bunyi. Contoh: perbedaan suara orang yang sedang
bergembira dan orang yang sedang marah.
7. Menyimak pemecahan masalah
Penyimak
mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analitis yang disampaikan
oleh pembaca. Contoh: seorang psikolog yang mendengarkan keluhan pasiennya dan
berusaha memberikan solusi terhadap masalah pasien tersebut.
D. Beberapa
Strategi Pembelajaran Berbahasa Lisan Sebagai Berikut.
1) Simak – Kerjakan
Model ucapan guru berisi kalimat perintah.
Siswa mereaksi atas perintah guru. Reaksi siswa itu berbentuk perbuatan.
2) Simak – Terka
Guru mempersiapkan deskripsi sesuatu benda tanpa
menyebut nama bendanya. Deskripsi itu disampaikan secara lisan kepada siswa.
Kemudian siswa diminta menerka nama benda itu.
3) Simak –Berantai
Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang
siswa. Siswa tersebut membisikkan pesan itu kepada siswa kedua. Siswa kedua
membisikkan pesan itu kepada siswa ketiga. Begir\tu seterusnya. Siswa trerakhir
menyebuitkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah
pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak.
4) Identifikasi Kalimat Topik
Guru membacakan sebuah paragraf lalu siswa
menuliskan kalimat topiknya
5) Pemberian Petunjuk
Teknik pemberian petunjuk ini dilakukan dengan
cara guru memberikan sevuah petunjuk, seperti petunjuk mengerjakan sesuatu,
petunjuk mengenai arah atau letak suatu tempat yang memerlukan sejumlah
persyaratan. Petunjuk harus jelas, singkat, dan tepat. Pemberi petunjuk ini
dapat dilakukan oleh guru kepada murid atau sesama murid.
6) Bermain Peran
Bermain peran adalah simulasi tingkah laku dari
orang yang diperankan. Tujuannya adalah (1) melatih siswa untuk menghadapi
situasi yang sebenarnya, (2) melatih praktik berbahasa lisan secara intensif,
dan (3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya
berkomunikasi.
Dalam bermain peran, siswa bertindak, berlaku,
dan berbahasa seperti orang yang diperankannya. Dari segi bahasa berarti siswa
harus mengenal dan dapat menggunakan ragam-ragam bahasa yang sesuai.
7) Dramatisasi
Dramatisasi atau bermain drama adalah kegiatan
mementaskan lakon atau cerita. Biasanya cerita yang dilakonkan sudah dalam
bentuk drama. Guru dan siswa terlebih dahulu harus mempersiapkan naskah atau
skenario, perilaku, dan perlengkapan. Bermain drama lebih kompleks daripada
bermain peran. Melalui dramatisasi, siswa dilatih untuk mengekspresikan
perasaan dan pikirannya dalam bentuk bahasa lisan
E. Menyimak
yang Efektif
Penyimak yang baik apabila individu mampu
menggunakan waktu ekstra untuk mengaktifkan pikiran pada saat menyimak. Ketika
para siswa menyimak, perhatiannya tertuju pada objek bahan simakan. Pada saat
itulah akan didapatkan proses menyimak yang efektif.menyimak yang lemah, dan
menyimak yang kuat, sebagaimana dikemukakan oleh Campbell, dkk (2006:16) pada
tabel berikut ini.
Menyimak yang Efektif
|
Menyimak yang Lemah
|
Menyimak yang Kuat
|
1.
|
Temukan beberapa area minat
|
Menghilangkan pelajaran yang
“kering”
|
Menggunakan peluang dengan
bertanya “Apa isinya untuk saya?”
|
2.
|
Nilailah isinya, bukan
penyampaiannya
|
Menghilangkannya jika
penyampaiannya jelek
|
Menilai isi, melewati kesalahan-kesalahan
penyampaian
|
3.
|
Tahanlah semangat Anda
|
Cenderung berargumen
|
Menyembunyikan penilaian sampai
paham
|
4.
|
Dengarkan ide-ide
|
Menyimak kenyataan
|
Menyimak tema inti
|
5.
|
Bersikap fleksibel
|
Membuat catatan intensif dengan
memakai hanya satu sistem
|
Membuat catatan lebih banyak.
Memakai 4-5 sistem berbeda tergantung pembicara
|
6.
|
Bekerjalah saat menyimak
|
Pura-pura menyimak
|
Bekerja keras, menunjukkan keadaan
tubuh yang aktif
|
7.
|
Menahan gangguan
|
Mudah tergoda
|
Berjuang/menghindari gangguan, toleransi
pada kegiatan-kegiatan jelek, tahu cara berkonsentrasi
|
8.
|
Latihlah pikiran anda
|
Menahan bahan yang sulit, mencari
bahan yang sederhana
|
Menggunakan bahan yang padat untuk
melatih pikiran
|
9.
|
Bukalah pikiran anda
|
Setuju dengan informasi jika mendukung
ide-ide yang terbentuk sebelumnya
|
Mempertimbangkan sudut pandang
yang berbeda sebelum membentuk pendapat.
|
10.
|
Tulislah dengan huruf besar
tentang fakta karena berpikir lebih cepat daripada berbicara
|
Cenderung melamun bersama dengan
pembicara yang lemah
|
Menantang, mengantisipasi,
merangkum, menimbang bukti, mendengar apa yang tersirat.
|
F. Langkah-Langkah
Kegiatan Pembelajaran Menyimak—Berbicara
Langkah-langkah
dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas tinggi dalam keterampilan
menyimak berbicara berdasarkan strateginya adalah sebagai berikut :
1.
Strategi Menyimak Dan Berpikir Langsung (Mbl /
Dlta(Direct Listening Thinking Activities))
a.
Pra Simak
Persiapan
Menyimak :
- Pada tahap
ini guru memberitahukan judul cerita yang akan disimak, misalnya “Saat
Sendirian di Rumah”.
- Berdasarkan
judul tersebut guru menanyakan kepada siswa misalnya: “Bagaimana
seandainya malam hari sendirian di rumah?”
- Untuk
membangkitkan imajinasi siswa guru bisa menunjukkan gambar rumah yang
gelap.
- Selanjutnya
guru mengajukan pertanyaan Apa kira-kira isi cerita yang akan dibacakan,
apa yang kira-kira menarik dari cerita itu, bagaimana seandainya peristiwa
itu terjadi pada kalian? Dan sebagainya.
b.
Saat Simak
Guru
Membaca Nyaring :
- Guru
membacakan cerita dengan suara nyaring secara menarik dan hidup
- Pada
bagian tertentu yang dianggap memiliki hubungan dengan prediksi dan tujuan
pembelajaran, guru menghentikan pembacaan dan mengajukan pertanyaan kepada
siswa. Misalnya : “Apa kesimpulan yang kalian peroleh, apa yang terjadi
kemudian, apa yang terjadi selanjutnya, dsb.”
- Setelah
tanya jawab dianggap cukup, guru melanjutkan membacakan lagi. Dan
mengulangi langkah di poin kedua sampai cerita selesai.
c.
Pasca Simak
Refleksi
:
- Guru
mengakhiri pembacaan cerita
- Selanjutnya
guru meminta siswa untuk mengemukakan kembali isi cerita dan guru meminta
pendapat siswa tentang unsur-unsur cerita, misalnya tentang watak tokoh,
tentang alur, seting dan sebagainya secara lisan. Kegiatan ini bisa
dilakukan dengan menunjuk siswa maju ke depan untuk menceritakan kembali
cerita yang telah dibacakan guru secara bergantian
2.
Strategi Pertanyaan Jawaban (Pj)
a.
Pra Simak
- Guru mengemukakan judul bahan simakan
- Guru
mengajukan pertanyaan berkenaan dengan isi simakan yang akan dibicarakan
b.
Saat Simak
Guru membacakan materi simakan. Pembacaan dapat
dilakukan perbagian dengan diselingi pertanyaan atau dibacakan secara
keseluruhan secara langsung
c.
Pasca Simak
- Guru
membacakan materi simakan. Pembacaan dapat dilakukan perbagian dengan
diselingi pertanyaan atau dibacakan secara keseluruhan secara langsung
- Setelah
materi simakan selesai dibacakan guru memberi kesempatan kepada siswa
menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
- Guru
mengadakan tanya-jawab dengan siswa.
- Siswa
mengemukakan kembali informasi yang telah diperoleh, (bisa secara tertulis
atau lisan).
3.Strategi Kegiatan Menyimak Secara
Langsung/Kml Atau Dla (Direct Listening Activities)
a.
Pra Simak
Guru mengemukakan tujuan pembelajaran,
membacakan judul teks simakan, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang
berkaitan dengan judul bahan simakan sebagai upaya untuk pembangkitan skemata
siswa. Selanjutnya guru mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa
dalam menyimak
b.
Saat Simak
Guru meminta siswa mendengarkan materi simakan
yang dibacakan oleh guru.
c.
Pasca Simak
- Guru
melakukan tanya jawab tentang isi simakan. Pertanyaan tidak selalu harus
diikat oleh pertanyaan yang terdapat dalam buku. Guru hendaknya
menambahkan pertanyaan yang dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa atau
masalah lain yang aktual.
- Guru
memberikan latihan/tugas/kegiatan lain yang berfungsi untuk mengembangkan
keterampilan siswa dalam menyimak.
G. Prinsip Peningkatan Menyimak
·
Tatap Muka
·
Fokus Pada
Makna dan Bahan Penting serta Baru
·
Kegiatan
Pemahaman
·
Kecermatan
dan Analisis Bentuk
H. Tips Memilih Jenis Aktivitas Menyimak
1.
Jadikan
bahasa yang digunakan dalam aktivitas menyimak lebih sederhana atau agak
kompleks
2.
Lakukan
aktivitas pra menyimak
3.
Berikan
dukungan visual
4.
Rinci
tahapan-tahapan kegiatan dalam merumuskan sub tujuan
5.
Kurangi
aktivitas berbicara dan menulis
Referensi: