Pada dasarnya pendidikan adalah
laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun, sepanjang ada
kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan
bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini
sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi keimanan dan ketakwaannya kepada Tuhan-nya, potensi untuk berbuat
kebaikan, dan potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang
kehidupannya.
Tujuan pendidikan
merupakan faktor utama yang harus diperhatikan, disadari dan dijadikan sasaran
oleh setiap pendidik yang melaksanakan kegiatan pendidikan.
Oleh karena itu setiap
kegiatan atau tindakan pendidikan yang dilakukakn pendidik harus sengaja
diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dan tujuan-tujuan pendidikan yang
dicapai tersebut jangkauan jauhnya dimaksudkan untuk mencapai tujuan akhir
pendidikan.
Dalam hal ini penulis
akan memaparkan berbagai macam tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan sejati tidaklah hanya mengisi ruang-ruang
imajinasi dan intelektual anak
didik,
mengasah kepekaan sosialnya, ataupun memperkenalkan mereka pada aspek
kecerdasan emosi, tapi lebih kepada mempersiapkan mereka untuk mengenal Tuhan
dan sesama untuk pencapaian yang lebih besar bagi kekekalan.
A. Pengertian Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah salah
satu unsur pendidikan berupa rumusan tentang apa yang harus dicapai oleh anak
didik, yang berfungsi sebagai pemberi arah bagi semua kegiatan pendidikan.
Tujuan pendidikan menjadi pedoman dalam rangka menetapkan isi, cara-cara
mendidik atau metode pendidikan, alat pendidikan, dan menjadi tolak ukur dalam
rangka melakukan evaluasi terhadap hasil pendidikan.
Tujuan
pendidikan dirumuskan berdasarkan pemahaman tentang manusia serta nilai-nilai
atau sesuatu yang diyakini berharga untuk dicapai oleh manusia sebagai tujuan
hidupnya. Jadi terdapat hubungan antara tujuan pendidikan dengan konsep tentang
manusia dan tujuan hidup manusia.
Menurut M. J.
Langeveld (1980), tujuan umum pendidikan adalah kedewasaan atau manusia
dewasa, yaitu manusia yang mampu menentukan dirinya sendiri secara mandiri
atas tanggung jawab sendiri. Sejalan dengan pendapat itu, Hongveld mengartikan
kedewasaan sebagai manusia yang dapat melaksanakan tugas hidupnya secara
mandiri. Dengan kata lain, tujuan umum pendidikan itu adalah agar “manusia”
(anak didik) mampu menjadi manusia, artinya mampu mewujudkan diri sesuai kodrat
dan martabat kemanusiaannya, atau mampu melaksanakan berbagai peranan sesuai
dengan statusnya dan nilai-nilai yang diakui. Sehubungan dengan itu rumusan
tujuan umum pendidikan hendaknya meliputi dimensi wujud manusia (sebagai
kesatuan badani-rohani) serta dimensi-dimensi kehidupannya. Hal ini
mengimplikasikan bahwa pengembangan manusia melalui pendidikan diharapkan meliputi
potensi: keimanan dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa, potensi untuk
mampu berbuat baik, potensi untuk hidup sehat, potensi cipta, potensi rasa,
potensi karsa, dan potensi karyanya. Semua potensi itu harus dikembangkan dalam
konteks pengembangan dimensi kehidupan keberagaman, individulitas, sosialitas,
moralitas, dan keberbudayaan. Adapun pengembangan semua potensi itu hendaknya
dilaksanakan secara menyeluruh dan terintegrasi.
Pemahaman
tentang manusia dan nilai-nilai atau sesuatu yang dianggap berharga untuk
dicapai oleh manusia pada dasarnya bersumber dari pandangan hidup. Karena itu
adanya perbedaan pandangan hidup yang dianut oleh seseorang, oleh suatu
masyarakat atau bangsa yang lainnya akan mengakibatkan adanya perbedaan tentang
rumusan isi tujuan pendidikan istilah
“menjadi manusia” atau “kedewasaan” sebagai tujuan umum
pendidikan mungkin berbeda makna atau isinya pada suatu masyarakat tertentu
dengan masyarakat lainnya.
B. Pengertian Tujuan Pendidikan
Menurut M. J.
Langeveld (1980) terdapat enam jenis tujuan pendidikan yaitu:
1.
Tujuan
umum (tujuan lengkap, tujuan total atau tujuan akhir)
2.
Tujuan
khusus (pengkhususan dari tujuan umum)
3.
Tujuan
insidental
4.
Tujuan
sementara
5.
Tujuan
tak lengkap
6.
Tujuan
intermedier
Tujuan umum merupakan tujuan yang menjadi sumber bagi tujuan lainnya. Semua
manusia ingin mrncapai tujuan tersebut yakni manusia dewasa/kedewasaan atau
menjadi manusia. Tujuan umum ini dapat dijabarkan menjadi tujuan-tujuan khusus.
Tujuan khusus merupakan penjabaran/pengkhususan dari tujuan
umum yang dirumuskan berdasarkan asas atau prinsip sebagai berikut:
·
Usia,
bakat dan jenis kelamin anak didik
·
Kemungkinsn-kemungkinan
yang ada pada keluarga dan alam sekitar anak didik
·
Tujuan
kemasyarakatan bagi si anak
·
Kesanggupan-kesanggupan
yang ada pada pendidik
·
Tugas
lembaga pendidikan
·
Tugas
bangsa dan manusia pada waktu dan tempat tertentu
Sehubungan dengan prinsip atau asas pengkhususan tujuan umum di atas,
maka tujuan umum pendidikan yanng sama bagi semua orang (yaitu kedewasaan) akan
mempunyai isi tujuan khusus yang bervariasi. Contoh: tujuan pendidikan nasional
suatu bangsa berbeda dengan tujuan pendidikan nasional bangsa lainnya. Tujuan
pendidikan bagi anak laki-laki mungkin berbeda dengan tujuan pendidikan bagi
anak perempuan. Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar akan berbeda dengan tujuan
pendidikan Taman Kanak-kanak, dan sebagainya.
Tujuan Insidental adlah tujuan uang menyangkut suatuperistiwa
khusus. Tujuan insidental jauh hubungannya dengan tujuan umum, namun demikian
tujuan insidentl tetap terarah juga pada pencapaian tujuan umum. Contoh:
sebelum jam belajar dimulai, anak-anak bermain di pintu gerbang SD. Dengan
tujuan agar anak-anak tersebut tidak menghalangi atau tidak menganggu orang
lain yang akan melewati pintu gerbang, maka guru melarang anak-anak tersebut
bermain di pintu gerbang. Agar tidak masuk angin, anak-anak dilarang
berlama-lama bermain air dan sebagainya.
Tujuan
Tentatif atau tujuan sementara ialah tujuan yang terdapat
pada langkah-langkah pencapaian tujuan umum, atau yang merupakan “tempat
berhenti dalam perjalanan” dalam rangka mencapai tujuan umum. Tujuan ini
dicapai untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Setiap tujuan sementara ini
erat hubungannya dengan masa perkembangan anak. Contoh : dalam rangka mencapai
tujuan umum pendidikan, maka akan terdapat tujuan sementara seperti : agar anak
dapat berjalan; agar anak dapat berbicara; agar anak biasa hidup bersih; anak
dibiasakan tidak kencing di tempat tidur agar ia tahu tentang kebersihan, dll.
Tujuan
Tak Lengkap adalah tujuan pendidikan yang hanya
berkenaan dengan salah satu aspek kemampuan atau dimensi kehidupan. Tujuan ini
erat hubungannya dengan suatu aspek kepribadian tertentu seperti halnya tujuan
pendidikan agama, tujuan pendidikan moral, tujuan pendidikan jasmani, tujuan
pendidikan intelektual dan sebagainya. Contoh : agar anak mampu menyebutkan
urutan bilangan; agar anak hapal membaca do’a sebelum makan; tujuan mata
pelajaran matematika; tujuan mata pelajaran bahasa Inggris, dll. Masing-masing
contoh tujuan tersebut tidaklah lengkap dalam arti tidak mencakup keseluruhan
aspek yang harus dikembangkan pada diri anak didik.
Tujuan
Intermedier adalah tujuan pendidikan yang apabila
dapat dicapai menjadi alat atau menjadi jembatan untuk mencapai tujuan
pendidikan lainnya yang lebih luas atau lebih tinggi tingkatannya. Tujuan ini
merupakan alat untuk mencapai tujuan yang lebih lanjut, seperti halnya
menguasai bahasa inggris agar dapat mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang
ditulis dalam bahasa inggris. Contoh : Di TK, anak diharapkan mampu menyebutkan
urutan bilangan dan menuliskan angka. Tujuan ini akan menjadi perantara untuk
kemudian anak mampu berhitung. Belajar berhitung biasanya dilakukan di SD.
Tujuan ini juga akan menjadi perantara agar anak nantinya diharapkan mampu
memecahkan berbagai permasalahan yang berkenaan dengan perhitungan atau
matematika, statistika dsb yang pada akhirnya diharapkan secara mandiri anak
mampu memecahkan persoalan perhitungan dalam kehidupannya. Demikian halnya,
tujuan pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan perantara/jembatan bagi tujuan
pendidikan Sekolah Dasar, tujuan pendidikan Sekolah Dasar merupakan perantara
bagi tujuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan seterusnya.
C. Hierarki Tujuan Pendidikan
Pengkhususan
dari tujuan umum pendidikan antara lain akan menghasilkan rumusan tujuan
pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional ini bersifat ideal dan belum operasional. Dalam upaya
pencapaiannya, tujuan pendidikan nasional perlu dijabarkan lebih lamjut
sehingga bersifat operasionalsan mudah di evaluasi. Penjabaran tujuan
pendidikan nasional menghasilkan hierarkhi tujuan pendidikan sbb:
1.
Tujuan pendidikan nasional;
2.
Tujuan institusional;
3.
Tujuan kurikuler;
4.
Tujuan instruksional atau pengajaran,
yang meliputi:
a.
Tujuan pengajaran umum, dan
b.
Tujuan pengajaran khusus.
Dewasa ini,
setelah diberlakukannya UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, istilah dan makna tujuan instruksional atau tujuan pengajaran lebih
tepat diubah menjadi tujuan pembelajaran.
Karena itu, sebagaimana tujuan pengajaran,tujuan pembelajaran meliputi:
a.
Tujuan Pembelajaran Umum, dan
b.
Tujuan Pembelajaran Khusus.
Tujuan pendidikan nasional. Tujuan
pendidikan nasional yaitu tujuan sari keseluruhan satuan, jenis, dan kegiatan
pendidikan, baik pada jalur pendidikan formal , informal dan nonformal dalam
konteks pembangunan nasional. Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia adalah untuk
“berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap,
kreatif, mansiri dan menjadi warga hegara yang demokratis serta
bertanggungjawab” (Bab II Pasal 3 UU RI No.20 Tahun 2003). Pentingnya karakter positif pendidikan.
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tertuang
dalam Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu : “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Tujuan Institusional. Tujuan
Institusional yaitu tujuan yang seharusnya dicapai oleh lembaga pendidikan
tertentu. Contoh: tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah “ untuk memberikan
bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warganegara, serta mempersiapkan siswa untuk
melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama” ( Pasal 2 Kep. Mendikbud
No.0487/U/1992). Contoh lainnya adalah tujuan pendidikan SMU, tujuan
kursus,dsb. Semua tujuan institusional yang ada dalam system pendidikan
nasional, baik yang ada di jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan
nonformal dijabarkan dan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
tujuan institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola
kemampuannya yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan yang
berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tugas yang harus dipikul oleh setiap
lembaga dalam rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan dan keterampilan
tertentu sebagai subsistem pendidikan
nasional, tujuan institusional untuk setiap lembaga pendidikan tidak dapat
terlepas dari tujuan pendidikan nasional. Hal ini disebabkan setiap lembaga pendidikan ingin menghasilkan
lulusan yang akan menunjang tinggi martabat bangsa dan negaranya, yang bertekad
untuk mempertahankan falsafah pancasila sebagai dasar negara, di samping kemampuan dan keterampilan
tertentu sesuai dengan kekhususan setiap lembaga. Dengan demikian, perumusan tujuan
institusional dipengaruhi oleh tiga hal: (a) tujuan pendidikan nasional (b)
kekhususan setiap lembaga; dan (c) tingkat usia peserta didik tujuan institusional itu dicapai melalui
pemberian berbagai pengalaman belajar kepada peserta didiknya
Tujuan Kurikuler. Tujuan Kurikuler
yaitu tujuan suatu bidang studi atau mata pelajaran. Misalnya tujuan mata
pelajaran IPA, IPA, matematika, bahasa Indonesia, dan sebagainya. Semua tujuan
kurikuler yang ada pada suatu lembaga pendidikan diarahkan untuk mencapai
tujuan institusional yang bersangkutan.
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU). Tujuan
Pembelajaran Umum yaitu tujuan suatu pokok bahasan dari suatu bidang studi atau
mata pelajaran yang diajarkan di suatu lembaga pendidikan seperti di Sekolah
Dasar, maupun disekolah lanjutan (SMP,SMU,SMK). Tujuan ini masih bersifat umum
yang perlu dijabarkan menjadi sejumlah Tujuan
Pembelajaran Khusus (TPK) yang bersifat spesifik, operasional, dan terukur
yang harus dicapai pada setiap satuan/pertemuan pembelajaran.
D. Taksonomi Tujuan Pendidikan
Taksonomi tujuan pendidikan Benjamin Bloom dkk. telah mengembangkan klasifikasi atau
taksonmi tujuan-tujuan pendidikan. Keseluruhan
tujuan pendidikan dibagi menjadi tiga kawasan (domain) , yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kawasan kognitif
mencakup kemampuan-kemampuan intelektual mengenai lingkungan. Kawasan afektif mencakup kemampuan-kemampuan
emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal. Sedangkan kawasan psikomotor mencakup kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan
mengkoordinasi gerakan.
Kawasan kognitif terdiri dari ats enam macam
kemampuan, yang secara hierarkhis dari yang paling sederhana sampai kepada yang
paling kompleks adalah sebagai berikut :
1.
Pengetahuan, yaitu kemampuan mengingat
kembali hal-hal yang telah dipelajari.
2.
Pemahaman, yaitu kemampuan menangkap
makna atau arti sesuatu hal.
3.
Penerapan,yaitu kemampuan mempergunakan
hal-hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata.
4.
Analisis, yaitu kemampuan menjabarkan
sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga stuktur organisasinya dapat dipahami.
5.
Sintesis, yaitu kemampuan memadukan
bagian-bagian menjadi satu keseluruhan yang lebih berarti.
6.
Penilaian, yaitu kemampuan memberikan
harga sesuatu hal berdasarkan kriteria intern atau kelompok atau kriteria
ekstern yang ditetapkan terlebih dahulu.
Kawasan
afektif mencakup lima macam kemampuan emo-sional yang disusun secara hierarkhis
dari yang paling tidak mengikat diri pribadinya, sebagai berikut :
1.
Kesadaran, yaitu kemampuan untuk ingin
memperlihatkan sesuatu hal.
2.
Partisipasi, yaitu kemampuan untuk turut
serta terlibat dalam sesuatu hal.
3.
Penghayatan nilai, yaitu kemampuan untuk
menerima nilai dan terikat kepadanya.
4.
Pengorganisasian nilai, yaitu kemampuan
untuk memiliki sistem nila pada dirinya.
5.
Karakterisasi diri, yaitu kemampuan
untuk memiliki pola hidup(life style), dimana sistem nilai yang tebentuk dalam
dirinnya mampu mengawasi tingkah lakunya.
Kawasan psikomotorik belum sempat dikembangkan oleh
B.Bloom dkk, kemudian antara lain dikembangkan oleh Kibler, Baher, dan Mills
(1972 dan Simmon (1972). Kawasan
psikomotorik yang dikembangkan oleh Harrow :
1.
Gerakan refleks, yaitu kemampuan
tindakan-tindakan yang terjadi secara tak sengaja dalam merespon sesuatu
perangsang.
2.
Gerakan dasar, yaitu kemampuan melakukan
pola-pola gerakan yang bersifat pembawaan dan terbentuk dari kombinasi
gerakan-gerakan refleks.
3.
Kemampuan perseptual, yaitu kemampuan
menterjemahkan perangsang yang diterima melaui alat dria menjadi
gerakan-gerakanyang tepat.
4.
Kemampuan jasmani, yaitu kemampuan dan
gerakan-gerakan dasar yang merupakan inti untuk memperkembangkan gerakan-gerakan
yang terlatih.
5.
Gerakan-gerakan terlatih, yaitu
gerakan-gerakan yang canggih dengan tingkat efisiensi tertentu.
6.
Komunikasi nondiskursif, yaitu kemampuan
komunikasi dengan melalui isyarat gerakan badan. Berdasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa hasil pendidikan adalah orang yang telah mengalami
peningkatan kulitas kemampuan kognnitif , afektif, dan psikomotornya (Redja
Mudyharjo,1991).
Tujuan
pendidikan adalah salah satu unsur pendidikan berupa rumusan tentang apa yang
harus dicapai oleh anak didik, yang berfungsi sebagai pemberi arah bagi semua
kegiatan pendidikan.
Dengan
adanya jenis-jenis tujuan pendidikan sebagaimana telah dipaparkan, maka seorang
pendidik seharusnya memberikan garis yang jelas tentang tujuan yang akan
dicapainya dalam suatu ketika, atau dalam satu tahapan tertentu sehingga
tujuan-tujuan yang ada sebelum mencapai tujuan umum merupakan pendorong atau
pembantu untuk sampai kepada tujuan umum yaitu kedewasaan rokhani dan jasmani.
Diharapkan
dengan tujuan
pendidikan ini akan menentukan kearah mana anak didik itu akan dibawa.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Syaripudin, Tatang.
(2009), Pedagogik Teoritis Sistematis,
Percikan Ilmu, Bandung.
Sumber Internet
:
Ahira, Anne. (2010).
Tujuan Pendidikan. [Online]. Tersedia
di: http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/tujuan-pendidikan.htm
Aamprogresif.
(2011). Tujuan
Institusional. [Online].
Tersedia di: id.shvoong.com/social-sciences/education/2107661-tujuan-institusional/#ixzz1pHlc8mwO
Fadly. (2011). Tujuan Pendidikan. [Online]. Tersedia
di: http://makalah-arsipku.blogspot.com/2011/01/tujuan-pendidikan.html
Husein, Nurhnifah.
(2010). Tujuan Pendidikan. [Online].
Tersedia di: http://www.scribd.com/doc/43831202/TUJUAN-PENDIDIKAN
Makasih ya sob udah share ..............
BalasHapusbisnistiket.co.id
Sip sama sama 😊
Hapus